FILOSOFI SECANGKIR TEH
Penahkah terfikirkan akan hidup?
Sesuatu yang kita jalani setiap detiknya ini. atau mungkin sesuatu yang terus menerus secara sadar maupun tidak kita nikmati, kita caci, maki, puji, jauhi, dekati. meskipun tanpa sadar, kita tak pernah mengerti betul apa itu hidup dan kehidupannya.
Banyak para falsafat, dokter, doktor, ahli sastra bahkan penulis ataupun motivator ikut serta dalam mendefinisikan arti hidup. yang kemudian muncul adalah arti hidup yang tak pernah salah dan mengundang komentar ‘iya ya’ atau ‘wah gue banget’. tapi sadarkah kita bahwa mereka yang mampu mendefinisikan sesuatu yang mereka sebut dengan ‘hidup’ adalah argumen dari sudut pandang mereka sendiri. hanya mereka. dan sesuai dengan pengalaman mereka. kita yang kebetulan ‘pernah’ mengalaminya tentu saja berkata ‘wah bener!’ ketika suatu teori dikumandangkan dan sesuai dengan bagian hidup kita.
Dan mungkin ini pun jelas menurut pandangan saya. hidup yang kita jalani ini sebetulnya lucu. mengapa tidak. kita yang terlahir dan telah disandingakan dengan 1 kata ini bahkan belum paham betul mengenainya. jika setiap orang di dunia ini diberi waktu 30 menit bersamaan untuk mendefinisikan arti hidup maka sebanyak jumlah manusia itulah definisi tentang hidup. karena hidup tak pernah memberikan arti akan dirinya sendiri kepada siapapun. ia menantang setiap individu untuk menemukan arti tentangnya sesuai pengalaman dan kesenangannya sendiri. betapa baik kan hidup ini?
Manusia itu bagaikan secangkir teh, dengan campuran gula manis dan sedikit teh yang pahit maka terwujudlah secangkir Air yang manis dan berbau harum.
Dari awal kita menyeduh teh, mengaduknya, mencium aromanya, hingga akhirnya meminumnya. Dari situ ada beberapa tahapan yang terkadang kita anggap sambil lalu. Sebenarnya perlu kita coba untuk merasakan setiap bagian dari rangkaian proses tersebut hingga akhirnya kita meminumnya.
Melalui filosofi ini, sangat simpel mengajarkan tentang bagaimana kita bisa menikmati kehidupan yang kita miliki. Terkadang memang sangat banyak hal yang kita pikirkan hingga kita sering luput dari hal-hal yang sesungguhnya penting dan berharga.
Manusia yang pasti mempunyai kebaikan dan kekhilafan itulah yang dinamakan manusia, jika tanpa kekhilafan itu namanya bukan manusia tapi malaikat. Dalam membuat teh jangan dikasih teh terlalu banyak, cukup sedikit saja, karena kalau kebanyakan akan berasa pahit dan tidak ada satupun manusia yang mau meminumnya, begitu juga kita sebagai manusia jika terlalu banyak sifat2 buruk yang ada dalam diri kita, maka banyak orang yang membenci kita bahkan meninggalkan kita, dalam membuat teh kita sebaiknya jangan mencelupkan teh yang sudah dipakai ke dalam air gulanya karena rasanya akan tidak enak, begitu juga manusia jangan mengulang kesalahan yang sama dan selalu belajar dari kesalahan kita sehingga kita menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih baik lagi
Filosofi ini menunjukkan pada kita tentang bagaimana kita menghargai sebuah kehidupan. Kenapa teh? meminum teh dapat dibilang sebuah kebiasaan. Kebiasaan yang simpel yang terkadang kita kurang mendalami maknanya.
Bagi saya, hidup bagaikan secangkir teh. mengapa? di dunia yang jumlah manusianya mencapai 7,2 milyar lebih jiwa ini belum tentu setiap indvidunya menyukai teh. dan orang-orang yang termasuk penyuka teh-pun belum tentu menyukai 1 jenis teh yang sama. lalu untuk 1 jenis teh yang sama pun dapat dinikmati dengan berbagai suhu yang beragam. lalu tingkatan suhu yang sama pun akan dinikmati dalam waktu yang berbeda tiap individunya. dan waktu yang sama untuk jenis dan suhu yang sama pun belum tentu dinikmati dengan ‘teman’ teh yang sama.seperti; gula putih, gula merah, madu, gula batu. dan ini layaknya hidup. setiap individu bebas menentukan arah dan alur hidupnya sendiri sesuai dengan apa yang ia ingini dan senangi, menjelaskan hidup ini adalah pilihan seperti halnya sebuah teh.
Oh iya.. selain sebagai filosofi, Teh juga mempunyai Ragam Tradisi cara minumnya lho dari berbagai negara..
Silahkan dilihat di Blog berikut;
http://indahsoekotjo.blogspot.com/2015/04/ragam-tradisi-minum-teh-di-dunia-bag-1.html
No comments:
New comments are not allowed.